Pemerintahan(lain-sisi.com)- Upacara peringatan Serangan Umum 1 Maret dilaksanakan serentak di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta pada Sabtu (1/3/2025). Peristiwa yang terjadi tahun 1949 ini dianggap sebagai salah satu tonggak sejarah yang penting, sehingga dengan keputusan Presiden Nomer 2 Tahun 2022, ditetapkan sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara
Di Kabupaten Gunungkidul, upacara dilaksanakan di Alun Alun Wonosari dengan dipimpin oleh bupati yang baru saja dilantik Endah Subekti Kuntariningsih
Dalam upacara tersebut, Endah membacakan amanat dari Gubernur DIY, Sri Sultan HB X yang menekankan pentingnya pemahaman kedaulatan yang tidak hanya berbasis batas teritorial, tetapi juga berkaitan dengan interdependensi global.
“Menjadi bangsa yang berdaulat di era ini adalah bagaimana kita dapat mengendalikan arah kebijakan sendiri, dengan kesejahteraan rakyat sebagai panglima,” ujar Endah dalam pidatonya.
Dalam memahami makna penegakan kedaulatan negara, amanat gubernur juga menekankan filosofi Jawa “Dharmaning Satriya Mahanani Rahayuning Negara”,
"Ini berarti menjaga kedaulatan adalah tanggung jawab seluruh elemen bangsa," lanjut Endah
Dalam kesempatan setelah upacara, Bupati yang diusung dari koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini mengatakan terkait komitmennya untuk mengambil langkah-langkah strategis cepat di awal kepemimpinan
"Saya sudah mendiskusikan berbagai agenda mendesak bersama Sekretaris Daerah. Komitmen saya, untuk segera menyesuaikan diri dan menindaklanjuti berbagai surat masuk serta agenda prioritas," kata Endah
Ia melanjutkan, besok, meskipun hari Minggu, akan bertemu dengan teman-teman OPD secara non formal untuk berdiskusi dan menyusun langkah ke depan
Pada Senin (3/3/2025), akan dilaksanakan serah terima jabatan antara bupati lama dan bupati baru di Komplek Bangsal Sewokoprojo. Setelah itu, agenda dilanjutkan dengan Rapat Paripurna untuk mendengarkan pidato perdana Bupati baru.
Selain agenda formal pemerintahan, Endah juga berencana menggelar acara pisah sambut dengan berbagai elemen masyarakat.
"Ini juga momen penting sebagai upaya mempererat kembali kebersamaan setelah dinamika politik di masa pemilihan.
Menurut Endah, selama ini memang tidak ada tradisi pisah sambut secara resmi, maka pihaknya akan mengadakan acara ini sebagai awal untuk mempersatukan kembali elemen-elemen yang mungkin sempat terpolarisasi
"Ini juga momen penting sebagai upaya mempererat kembali kebersamaan setelah dinamika politik di masa pemilihan," pungkasnya